1. Membanggakan diri. "Saya kemarin sudah membantu dia untuk menyelesaikan semua pekerjaannya sampai selesai." Kalimat membanggakan diri seperti ini sebaiknya Anda hindari. Mungkin, Anda ingin memberitahu atasan bahwa Anda sudah bekerja keras, namun sadari bahwa kalimat ini seperti mendikte bos Anda untuk memberikan penilaian baik kepada Anda. "Sebaiknya, jangan menangani setiap pekerjaan baru yang bukan pekerjaan Anda sebelum mendapat izin dari atasan Anda terlebih dulu," ungkap konsultan karier Tony Lee.
Jika Anda merasa sudah mengerjakan semua pekerjaan Anda dengan baik, tak ada salahnya membantu orang lain. Namun lebih baik Anda berfokus untuk memikirkan apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.
2. Menggunakan kata-kata berlebihan. "Saya sudah mengamankan semua tempat itu untuk simposium penting Bapak." Alih-alih si bos terkesan, mungkin ia malah akan merasa kebingungan dan menganggap Anda terlalu berlebihan dengan kata-kata Anda. Tak perlu menulis berbagai kalimat yang bombastis atau berlebihan ketika Anda sedang menulis memo atau membalas email dari atasan. Gunakan bahasa yang baik namun singkat dan jelas, seperti 'Saya sudah memesan ruangan untuk rapat."
3. Membahas soal keluarga. Rasanya atasan tak perlu tahu tentang kegiatan yang menyangkut keluarga Anda, kecuali untuk kondisi tertentu seperti orangtua atau anak yang sakit atau meninggal dunia. Di luar itu, ada dua hal yang dianggap tak penting bagi bos. Misalnya, Anda mengungkapkan keinginan untuk bisa menemani anak di sekolah setiap hari. Pertama, ia mungkin tak tertarik dengan kegiatan Anda di luar kantor. Kedua, ungkapan Anda secara tidak langsung ditanggapi bos sebagai keluhan bahwa Anda tidak bahagia di kantor. Lalu, ucapan Anda dianggap sebagai penolakan Anda untuk bekerja lembur atau menangani proyek yang sedang Anda siapkan. Repot, kan?
4. Terlalu merendah. Ketika atasan memanggil Anda karena keberhasilan atau prestasi Anda, jangan bersikap sok merendah apalagi sambil mengatakan "Ah, ini bukan apa-apa, kok." Hindari juga meremehkan kerja keras orang yang ada di belakang Anda. Sebagian besar perempuan diajarkan untuk tidak terlalu membanggakan diri karena keberhasilan. "Banyak perempuan yang akhirnya tak nyaman ketika mendapatkan pujian atas keberhasilannya, sehingga cenderung untuk merendah," ungkap konsultan karier Jocelyn Giangrande. Ketika menerima sebuah pujian atas kerja keras Anda, belajarlah untuk tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
5. Menjadi mata-mata. "Tak ada seorang pun yang menyukai informan atau mata-mata," ungkap Lubin Sherman, executive coach LAUNCH, sebuah website pengembangan diri dan kepemimpinan. Tak perlu melaporkan semua manipulasi yang dilakukan rekan kerja Anda selama bekerja kepada atasan, percaya saja bahwa sebenarnya atasan sudah mengetahui hal tersebut. Daripada mencari muka dengan menunjukkan kesalahan orang lain, lebih baik fokus dengan pekerjaan Anda sendiri. Selain tak disukai oleh bos, perbuatan Anda ini juga pasti akan dibenci oleh rekan kerja Anda.
6. Merasa paling benar. Ketika atasan tidak membalas ataupun membaca email Anda, seharusnya Anda aktif bertanya, jangan hanya menunggu. Jika bos Anda tidak membalas email penting yang Anda butuhkan, ingatkan dia dengan sopan untuk memastikan bahwa ia telah menerimanya. Lebih baik telepon saja, atau datangi ruangannya dan sampaikan hal itu secara pribadi.
7. Mempertanyakan promosi. "Jawaban dari pertanyaan ini adalah 'Ini bukan urusanmu!'," ungkap konsultan karier Jean Baur. Selain itu, mempertanyakan hal ini justru akan membuat atasan semakin yakin bahwa Anda belum layak menerima promosi tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan kesuksesan adalah fokus dengan pekerjaan pribadi, bukan orang lain.
8. Menyombongkan diri. Jangan pernah sekali-kali mengatakan, "Bagaimana kalau saya tidak ada, pasti berantakan!" Kalimat ini bernada sombong dan merendahkan orang lain. Jika ingin atasan mencatat prestasi Anda, mintalah ia untuk mengevaluasi pekerjaan Anda setelah selesai. Yang paling penting adalah hasil akhir dari pekerjaan Anda, dan bukan sekadar kalimat abstrak sebagai bentuk pujian untuk diri sendiri.
9. Bergosip. Jangan penuhi kantor Anda dengan gosip-gosip tak penting dan berharap atasan akan tertarik mendengarnya. Mungkin langkah ini Anda lakukan sebagai cara untuk berteman dengan atasan, namun kemungkinan usaha ini akan menjadi bumerang yang berdampak buruk pada citra Anda di depan atasan.
10. Membanding-bandingkan. Salah satu hal yang akan sangat menyebalkan adalah jika Anda tak bisa berhenti membandingkan tentang kondisi perusahaan, dan berbicara tentang pekerjaan lama Anda. "Cara yang paling baik untuk meningkatkan karier Anda adalah dengan bekerja sebaik-baiknya di perusahaan yang baru," ungkap Lubin Sherman.
Jika Anda merasa sudah mengerjakan semua pekerjaan Anda dengan baik, tak ada salahnya membantu orang lain. Namun lebih baik Anda berfokus untuk memikirkan apa yang harus Anda lakukan selanjutnya.
2. Menggunakan kata-kata berlebihan. "Saya sudah mengamankan semua tempat itu untuk simposium penting Bapak." Alih-alih si bos terkesan, mungkin ia malah akan merasa kebingungan dan menganggap Anda terlalu berlebihan dengan kata-kata Anda. Tak perlu menulis berbagai kalimat yang bombastis atau berlebihan ketika Anda sedang menulis memo atau membalas email dari atasan. Gunakan bahasa yang baik namun singkat dan jelas, seperti 'Saya sudah memesan ruangan untuk rapat."
3. Membahas soal keluarga. Rasanya atasan tak perlu tahu tentang kegiatan yang menyangkut keluarga Anda, kecuali untuk kondisi tertentu seperti orangtua atau anak yang sakit atau meninggal dunia. Di luar itu, ada dua hal yang dianggap tak penting bagi bos. Misalnya, Anda mengungkapkan keinginan untuk bisa menemani anak di sekolah setiap hari. Pertama, ia mungkin tak tertarik dengan kegiatan Anda di luar kantor. Kedua, ungkapan Anda secara tidak langsung ditanggapi bos sebagai keluhan bahwa Anda tidak bahagia di kantor. Lalu, ucapan Anda dianggap sebagai penolakan Anda untuk bekerja lembur atau menangani proyek yang sedang Anda siapkan. Repot, kan?
4. Terlalu merendah. Ketika atasan memanggil Anda karena keberhasilan atau prestasi Anda, jangan bersikap sok merendah apalagi sambil mengatakan "Ah, ini bukan apa-apa, kok." Hindari juga meremehkan kerja keras orang yang ada di belakang Anda. Sebagian besar perempuan diajarkan untuk tidak terlalu membanggakan diri karena keberhasilan. "Banyak perempuan yang akhirnya tak nyaman ketika mendapatkan pujian atas keberhasilannya, sehingga cenderung untuk merendah," ungkap konsultan karier Jocelyn Giangrande. Ketika menerima sebuah pujian atas kerja keras Anda, belajarlah untuk tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
5. Menjadi mata-mata. "Tak ada seorang pun yang menyukai informan atau mata-mata," ungkap Lubin Sherman, executive coach LAUNCH, sebuah website pengembangan diri dan kepemimpinan. Tak perlu melaporkan semua manipulasi yang dilakukan rekan kerja Anda selama bekerja kepada atasan, percaya saja bahwa sebenarnya atasan sudah mengetahui hal tersebut. Daripada mencari muka dengan menunjukkan kesalahan orang lain, lebih baik fokus dengan pekerjaan Anda sendiri. Selain tak disukai oleh bos, perbuatan Anda ini juga pasti akan dibenci oleh rekan kerja Anda.
6. Merasa paling benar. Ketika atasan tidak membalas ataupun membaca email Anda, seharusnya Anda aktif bertanya, jangan hanya menunggu. Jika bos Anda tidak membalas email penting yang Anda butuhkan, ingatkan dia dengan sopan untuk memastikan bahwa ia telah menerimanya. Lebih baik telepon saja, atau datangi ruangannya dan sampaikan hal itu secara pribadi.
7. Mempertanyakan promosi. "Jawaban dari pertanyaan ini adalah 'Ini bukan urusanmu!'," ungkap konsultan karier Jean Baur. Selain itu, mempertanyakan hal ini justru akan membuat atasan semakin yakin bahwa Anda belum layak menerima promosi tersebut. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan kesuksesan adalah fokus dengan pekerjaan pribadi, bukan orang lain.
8. Menyombongkan diri. Jangan pernah sekali-kali mengatakan, "Bagaimana kalau saya tidak ada, pasti berantakan!" Kalimat ini bernada sombong dan merendahkan orang lain. Jika ingin atasan mencatat prestasi Anda, mintalah ia untuk mengevaluasi pekerjaan Anda setelah selesai. Yang paling penting adalah hasil akhir dari pekerjaan Anda, dan bukan sekadar kalimat abstrak sebagai bentuk pujian untuk diri sendiri.
9. Bergosip. Jangan penuhi kantor Anda dengan gosip-gosip tak penting dan berharap atasan akan tertarik mendengarnya. Mungkin langkah ini Anda lakukan sebagai cara untuk berteman dengan atasan, namun kemungkinan usaha ini akan menjadi bumerang yang berdampak buruk pada citra Anda di depan atasan.
10. Membanding-bandingkan. Salah satu hal yang akan sangat menyebalkan adalah jika Anda tak bisa berhenti membandingkan tentang kondisi perusahaan, dan berbicara tentang pekerjaan lama Anda. "Cara yang paling baik untuk meningkatkan karier Anda adalah dengan bekerja sebaik-baiknya di perusahaan yang baru," ungkap Lubin Sherman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar