[MOTOR] Lima Keunggulan Injeksi PGM-FI dibanding Karburator & cara deteksi masalahnya




JAKARTA – Secara perlahan, sepeda motor dengan sistem pengabutan karburator mulai tergeser dengan sistem injeksi. Teknologi ini diyakini lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar dan rendah emisi sehingga ramah lingkungan.

Technical Training Department Head AHM, Handy Hariko, membeberkan sejumlah keunggulan teknologi Programme Fuel Injection (PGM-FI) dibanding karburator. Penjabaran ini diberikan pada Workshop Teknologi Sepeda Motor Hond*.


Quote:
SISTEM INJEKSI
Quote:
SISTEM KARBURATOR
"Teknologi ini lebih irit BBM, performa lebih baik, mesin mudah dihidupkan, mudah perawatan dan ramah lingkungan." ungkapnya di Astr* Hond* Training Center, Sunter, Jakarta Utara, Selasa (17/4/2012).


Seperti diketahui, terdapat perbedaan cara kerja antara karburator dengan sistem injeksi. Pada karburator, bahan bakar mengalir dari tanki bahan bakar ke karburator secara gravitasi. Sedangkan PGM-FI, bahan bakar dipompa dari tanki bahan bakar ke injektor menggunakan pompa bahan bakar.

Selain itu, semburan bahan bakar keduanya pun berbeda. Pada karburator, semburan bahan bakar yang menuju ke ruang bakar terjadi karena efek dari venturi (penyempitan ruang) di karburator. Sedangkan PGM-FI, semburan bahan bakar yang menuju ke ruang bakar melalui bukaan injektor yang diatur secara elektronik.


Pada motor tipe karburator, pada umumnya masyarakat Indonesia terbiasa membersihkan karburator secara berkala, namun pada PGM-FI tidak perlu. Cukup penggantian saringan bensin setiap 48 ribu km.

Meski demikian, perawatan berkala pada sepeda motor PGM-FI tetap harus dilakukan agar tunggangan selalu dalam kondisi prima. Namun, yang perlu di garis bawahi adalah sistem PGM-FI yang tidak perlu dirawat secara berkala.


Teknologi Programmed Fuel Injection (PGM-FI) yang diusung sepeda motor Hond* memiliki sejumlah sensor untuk untuk mendeteksi beragam kondisi pada kendaraan. Sebut saja seperti kecepatan putaran mesin, suhu cairan pendingin mesin, suhu oli mesin dan mengubah kondisi-kondisi tersebut ke dalam sinyal elektrik.


Sensor-sensor yang dimaksud adalah Temperatur Sensor yang terdiri dari Engine Oil Temperature dan Engine Coolant Temperature, Throttle Position (TP), Ignition Pulse Generator (CKP) dan O2 Sensor.


Guna mengetahui adanya kerusakan sensor pada sistem PGM-FI caranya cukup mudah. Terlebih lagi jika Anda mampu mengingatnya. Dengan begitu Anda dapat mengetahui sensor mana yang rusak dan komponen apa saja yang perlu diganti.


Lalu bagaimana cara mendeteksi kerusakan pada sensor? Pada saat kunci kontak diputar ke posisi On, indikator lampu MIL (Malfungtion Indicator Lamp) akan menyala sekira 2 detik lalu kemudian akan mati (kalibrasi). Nah, apabila terjadi kegagalan atau kelainan pada sensor-sensor, MIL akan memberikan kode berupa kedipan sesuai sensor yang rusak.


Untuk yang lebih advance, Hond* juga memiliki Hond* Injection Diagnostic System (HIDS).





Lampu MIL disini berfungsi sebagai indikator kerusakan pada sistem PGM-FI. Lampu MIL ini akan berkedip sesuai dengan jenis kerusakan yang ada.


Terdapat dua jenis kedipan MIL yaitu kedipan pendek (0,3 detik) dan kedipan panjang (1 detik). MIL berkedip pendek berarti satu dan MIL berkedip panjang berarti 10. Jika dua atau lebih kode kegagalan yang terdeteksi, maka semua kur secara berulang-ulang.

Berikut adalah jumlah kedipan MIL dan kode kerusakan pada sensor sistem PGM-FI:

1 Kedipan: Manifold Absolute Pressure
7 Kedipan: Engine Oil Temperature / Engine Coolant Temperature
8 Kedipan: Throttle Position
9 Kedipan: Intake Temperature
12 Kedipan: Injector
21 Kedipan: O2 Sensor
29 Kedipan: Idle Air Control (IACV)
33 Kedipan: Engine Control Module (ECM)
54 Kedipan: Bank Angle Sensor.




sumber :http://www.kaskus.us/showthread.php?t=14294902

Tidak ada komentar:

Posting Komentar